
Sasando adalah sebuah alat musik tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Alat musik ini terbuat dari sejenis bambu yang diberi snare, dan memiliki jumlah senar yang bervariasi, mulai dari lima hingga dua belas senar. Sasando memiliki suara yang sangat indah dan khas, sehingga sering dipakai dalam berbagai acara adat, seperti upacara adat, pesta perkawinan, dan sebagainya.
Yuk baca berita yang tak kalah menarik lainnya di situs MANTAP168.
Sejarah sasando di Nusa Tenggara Timur dapat ditelusuri dari kepercayaan masyarakat setempat bahwa alat musik ini diciptakan oleh leluhur mereka sebagai hadiah dari dewa-dewi. Sasando pertama kali ditemukan di wilayah Sumba dan kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain seperti Rote, Timor, dan sekitarnya. Sasando menjadi bagian penting dari budaya Nusa Tenggara Timur dan sering kali dijadikan sebagai lambang dari keberagaman budaya di wilayah ini.
Sasando sebenarnya terdiri dari dua jenis, yaitu sasando biasa dan sasando angklung. Sasando biasa memiliki bentuk yang lebih kecil dan memiliki enam hingga delapan senar, sedangkan sasando angklung memiliki bentuk yang lebih besar dan memiliki sepuluh hingga dua belas senar. Sasando angklung sering dimainkan dalam ensemble dengan alat musik tradisional lainnya seperti gong, kendang, dan lain sebagainya.
Sasando biasanya dimainkan oleh seorang pemain tunggal dengan cara menarik senar menggunakan jari-jari tangan. Pemain sasando harus memiliki keahlian khusus dalam memainkan alat musik ini agar menghasilkan nada yang tepat. Sasando angklung dimainkan dengan cara yang sama, tetapi pemain harus berkoordinasi dengan pemain lain dalam ensemble.
Sasando memiliki sejarah yang sangat panjang dan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Sejak zaman dahulu kala, alat musik ini digunakan dalam berbagai acara adat, mulai dari upacara keagamaan hingga acara-acara sosial. Sasando juga menjadi alat musik yang sangat terkenal di Indonesia dan sering dijadikan sebagai lambang dari keanekaragaman budaya Indonesia.
Dalam perkembangannya, sasando mulai dikembangkan dan dimodifikasi oleh para pengrajin dan musisi lokal. Beberapa di antaranya mengganti bahan dari bambu menjadi kayu, memperbanyak senar, dan lain sebagainya. Namun, sasando yang asli masih menjadi favorit di antara masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Sasando merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Alat musik ini tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga memiliki nilai historis dan kultural yang sangat penting bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Kita harus terus mendukung para pengrajin dan musisi lokal dalam mengembangkan dan mempromosikan alat musik tradisional ini agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Salah satu cara untuk mendukung pengembangan dan promosi sasando adalah dengan mengadakan festival musik tradisional yang melibatkan pemain sasando dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur. Festival ini dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan sasando kepada masyarakat luas dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Selain itu, kita juga dapat membeli produk-produk sasando dari pengrajin lokal untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal dan mendukung keberlangsungan pengrajin sasando. Dengan membeli produk-produk sasando dari pengrajin lokal, kita turut menjaga kelestarian sasando dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Di era digital saat ini, kita juga dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sasando kepada masyarakat luas. Para pengrajin dan musisi lokal dapat menggunakan media sosial untuk membagikan video atau rekaman mereka memainkan sasando dan menunjukkan keindahan dan keunikan alat musik ini kepada dunia.
Dalam rangka melestarikan sasando, juga perlu dilakukan pendidikan dan pembelajaran tentang sejarah dan cara memainkan alat musik ini kepada generasi muda. Dengan menanamkan kecintaan terhadap alat musik tradisional ini sejak dini, generasi muda dapat menjadi penerus keberlangsungan sasando dan menjaga keberagaman budaya Indonesia.